rss
twitter
    Klik gambar burung ini dan follow Twitter saya! :))

Copy banner blog saya, ya.... :))

29 April 2010

cerpen: (Bukan) Salah-Nya


curhat: Hari Ketiga/Hari Terakhir          4 Jan 2009
diposkan oleh: Wanita Lesbi

Ini curahan hatiku, yang terakhir....
Tadi pagi, aku mengaku dosa di gereja....
Sekarang, aku mengetik curahan hatiku yang terakhir....
Nanti malam, aku akan bunuh diri... dengan menelan pil, sebotol penuh....
Selamat tinggal kepada dunia dan kalian!
Aku tak ingin berdosa lagi dengan menghujat Tuhan....
Aku tahu menghujat Tuhan bukanlah sesuatu yang mendatangkan pahala, melaikan dosa....
Aku tahu: aku sudah tidak tahu diri....
Aku ingin berhenti menghujat Tuhan....
Tapi, aku rasa, aku tak akan sanggup untuk tidak melakukan hal itu, terlebih untuk melanggar sumpahku: menghujat Tuhan sampai mati....
Sungguh, aku tak bisa melanggar sumpahku meski aku ingin....
Satu-satunya cara bagiku untuk berhenti menghujat Tuhan adalah dengan mengakhiri hidupku....
Terima kasih dan maaf kepada Elsa Kenyko dan Ve yang sudah cukup membantuku. Terima kasih kepada para pengirim SMS yang mau menampung curahan hatiku (maaf, aku tak bisa menampilkan bincang-bincang kita karena kurang berkesan, menurutku). Terima kasih pula kepada para pembaca yang sudah memberikan solusi dan makian lewat kolom komentar yang disediakan oleh Blogger.com. Juga, kepada Tuhan yang sudah menciptakanku sebagai seorang lesbian sejak lahir. Semoga blog ini akan kekal. Amin, ya, Tuhan.... Maaf karena aku sudah terlalu sering menghujat-Mu....
Selamat tinggal, sekali lagi, untuk yang terakhir kalinya....


        category: curhat wanita lesbi     komentar: 116 komentar
rate:                        5 (9)                        4 (2)                        3 (4)                        2 (94)                      1 (22)



curhat: Hari Kedua                                   3 Jan 2009
diposkan oleh: Wanita Lesbi

Sebuah SMS masuk ke ponsel saya semalam, kira-kira jam 20.00 WIB. Peng-SMS mengaku berada di Jepara, Jawa Tengah saat itu dan baru berumur 15 tahun lebih 2 hari. Wanita itu memiliki BMI normal, tapi nyaris mencapai overweight: 24 yang artinya dia bertinggi 156cm dengan berat 57kg. Namanya Maria Felicia dan kerap dipanggil Ve oleh keluarga, guru, teman, dan tetangga, bahkan pedagang di pasar tradisional dan jemaat-jemaat Gereja. Ayahnya seorang pastor dan Ibunya seorang guru TK. Mendengar identitasnya, saya cukup tertarik. Ve pasti berasal dari keluarga baik-baik.

from: +6285290577***
met malam!
blogmu menarik.

to: +6285290577***
Thank you much!
Mau menampung curhat saya?

from: +6285290577***
yup!

to: +6285290577***
Tapi, dimohon menggunakan kata-kata yang baku, ya? Soalnya, mau saya masukkan ke blog saya. Keberatan?

from: +6285290577***
Tidak.

to: +6285290577***
Baiklah. Terima kasih.
Mulailah dengan identitas Anda!
PS: Dilarang menanyakan identitas saya! Ini peraturan (dan saya yakin kamu sudah mengetahuinya). Dan, dengan membalas SMS ini, berarti kamu bersedia identitas dan SMS-mu dicantumkan di blog, kalau berkesan untuk saya.

from: +6285290577***
Nama saya Maria Felicia. Umur saya 15 tahun lebih 2 hari, jadi hitung sendiri kapan saya lahir. Saya tinggal di Jepara, Jawa Tengah, terkenal dengan pahatan-pahatannya yang indah dan sudah diekspor ke mana-mana. Keluarga, teman, guru, tetangga, pedagang di pasar, semua, memanggil saya dengan sebutan Ve dan beberapa memanggilku Vi. Tapi, tak masalah dengan nama panggilan, yang penting kepribadian.

to: +6285290577***
Menarik.
Apa pekerjaan orang tuamu?

from: +6285290577***
Ayah seorang pastor dan Ibu seorang guru TK Katolik.

to: +6285290577***
Jadi, kamu beragama Katolik? Percaya kepada Kristus, Sang Juru Selamat?

from: +6285290577***
Ya.

to: +6285290577***
Saya juga, tapi itu dulu. Sekarang, saya sudah tak percaya lagi kepada Tuhan.
Ngomong-ngomong, berapa berat badan dan tinggi Anda? Hobi atau minat? Cita-cita?

from: +6285290577***
57kg, 156cm. Hobi saya nyanyi dan saya ikut koor di gereja dan sekolah sedangkan cita-cita saya menjadi psikiater.

to: +6285290577***
Psikiater?
Hmmm... jadi mau kuliah kedokteran?

from: +6285290577***
Psikologi, Mbak.

to: +6285290577***
Bukannya psikiater belajar kedokteran? Psikolog baru belajar psikologi?

from: +6285290577***
Wah, iya, ya? Baru tahu. Haha...

to: +6285290577***
Anda percaya bahwa Tuhan itu ada? Anda sayang kepada Tuhan? Anda menghormatinya?

from: +6285290577***
Ya, ya, ya.
Sangat, sekali, banget!

to: +6285290577***
Kalau saya: ya, tidak, tidak.

from: +6285290577***
Kenapa?

to: +6285290577***
Dia telah menciptakan saya menjadi seorang lesbian sejak lahir tanpa saya minta. Apakah itu yang namanya patut untuk disayangi dan dihormati?

from: +6285290577***
Dia tidak bermaksud begitu, percayalah. Coba baca novel Mira W. yang berjudul Relung-Relung Gelap Hati Sisi.

to: +6285290577***
Saya sudah membacanya. Jadi, maksud kamu saya adalah produk rusak? Ciih! Saya bukan produk rusak! Produk rusak adalah produk yang rusak tanpa disengaja, sedangkan saya adalah produk yang sengaja dirusak oleh Penciptanya sendiri! Tuhan kejam!

from: +6285290577***
Sebenarnya, yang bersalah adalah manusia.

to: +6285290577***
Bukan seperti itu. Mana mungkin seperti itu! Wong manusianya tidak tahu apa-apa, kok! Tuhan memang tidak pernah adil kepada saya. Dia menciptakan saya sebagai seorang lesbian sehingga saya dikucilkan dari masyarakat dan dianggap sampah! Kenapa saya harus dibuat menjadi lesbian sejak lahir? Dia memang berencana untuk membuat hidup saya menderita sedari Dia menciptakan apa yang disebut homoseksual!

from: +6285290577***
Dosalah kamu karena sudah menghujat Tuhan! Dia punya rencana indah di balik semua ini!

to: +6285290577***
Ciih! Klise sekali! Rencana indah?! Haha, jangan kamu kutip kalimat sinetron religi untuk saya! TIDAK MEMPAN karena sisa hidup saya hanya akan saya gunakan untuk mengorek-ngorek kesalahan-Nya! Ini semua salah-Nya!

from: +6285290577***
Ini semua bukan salah-Nya! Tuhan tak pernah punya salah karena Dia sempurna! Camkan itu!

to: +6285290577***
Kalau Dia tak punya salah, lalu apa yang dinamakan ‘membuat hidup orang lain menderita’? Saya dibuat menjadi lesbian! Saya dibuat menjadi manusia yang menderita!
Lalu, sempurna. Siapa yang mengatakan bahwa Tuhan itu sempurna?—padahal tak pernah ada seorang pun yang pernah bertemu Tuhan dan kemudian kembali ke bumi untuk menceritakan kesempurnaan Tuhan. Tidak ada! Tuhan itu tidak sempurna sama sekali! Dia hanya menamai dirinya sebagai yang paling sempurna! Sombong sekali Dia!

from: +6285290577***
Kamu sungguh berdosa besar. Maaf, bila saya lancang, tapi lebih baik kamu bertobat daripada dosamu semakin besar.

to: +6285290577***
Saya tidak mau meminta maaf kepada Tuhan karena seharusnya Dia-lah yang bersimpuh di kaki saya, memohon ampun kepada saya karena yang bersalah adalah Dia!

from: +6285290577***
Terserah apa katamu! Kamu hanya memakai otak tanpa menggunakan nuranimu! Kapan kamu mengerti Tuhan bila nuranimu tak pernah kamu pakai? Tuhan tak bisa dilihat dengan otak, tapi Dia bisa dirasakan dengan nurani. Kebaikannya sungguh besar sehinggan hati dapat menilainya!

to: +6285290577***
Saya dapat mencaci-Nya karena saya bisa merasakan kebusukan-Nya ketika saya mencoba merasakan-Nya lewat nurani!

from: +6285290577***
Berarti kamu salah. Dekatkan diri lagi kepada-Nya sebelum kamu bacot dan mencaci-Nya! Kamu tak punya hak untuk mencaci Penciptamu, dasar tidak tahu diri! Masih banyak orang yang lebih menderita darimu! Anak-anak jalanan, warga kolong jembatan, korban lumpur Lapindo, korban gempa, tsunami, dan masih banyak! Mereka dapat bertahan dengan segala keterbatasan! Tapi, kamu? Hanya diciptakan sebagai lesbian saja sudah teriak-teriak mencaci Tuhan! Lem mulut kotormu itu!

to: +6285290577***
Mereka memang menderita, saya akui! Tapi, mereka dikasihani, tidak dicaci. Sedangkan saya? Saya dicaci! Semua mata memandang sinis ke arah saya!

from: +6285290577***
Saya mau tidur!

to: +6285290577***
Beginilah orang yang sudah ketularan kebiadaban Tuhan! Sembunyi bila kalah!

from: +6285290577***
Kamu akan jatuh ke lubang neraka terdalam dan terpanas. Bertobatlah karena pintu tobat tetap terbuka! Carilah agama lain bila dirasakan agamamu yang kali ini kurang bisa membantumu. Setiap orang punya kepercayaan masing-masing, kan? Mungkin agama Islam, Buddha, atau Hindu lebih masuk akal untukmu. Aku harap, kamu dapat kembali ke jalan yang benar lewat salah satu aliran keagamaan yang tidak sesat. Pintu Surga masih terbuka lebar dan saya kasihan terhadapmu meski sedikit marah karena kamu mencaci Tuhan. Sekian, semalat malam. Semoga hubunganmu dengan Tuhan dapat beres. Jangan lagi kau balas SMS ini. Renungkan: ini semua bukan salah-Nya.

catatan:
SMS-SMS di atas sudah disunting kata-katanya tanpa mengurangi arti sesungguhnya agar pembaca dapat lebih mudah menangkap maksud dari SMS-SMS di atas.


        category: curhat wanita lesbi     komentar: 53 komentar
rate:                        5 (1)                        4 (23)                      3 (7)                        2 (11)                      1 (6)



curhat: Hari Pertama                                3 Jan 2009
diposkan oleh: Wanita Lesbi

Semalam, menjelang tengah malam, sebuah SMS masuk ke ponsel saya, mengusik tidur saya yang memang sudah tidak nyenyak dengan mimpi buruk yang kata sebagian orang indah: dikawini dengan pria oleh kedua orang tua.

SMS itu ternyata dikirim oleh orang satu ‘spesies’ dengan saya. Ya, dia seorang lesbian. Tapi, dia sangat berbeda dengan saya. Dia seorang lesbian yang... baik(?)

from: +628193570***
Kamu wanita lesbi itu?

to: +628193570***
Iya. Ini siapa, ya?
Dari mana tahu kalau saya seorang lesbian?

from: +628193570***
Loh, kan, kamu yang promosi di blog.

to: +628193570***
Oh, iya, ya! Haha, jadi malu!
Jadi, kamu mau menampung curahan hati saya yang segentong?

from: +628193570***
Ya, untuk itulah saya mengirim SMS ini.

to: +628193570***
Nama, umur, tempat tinggal, status?
PS: Dilarang menanyakan identitas saya! Ini peraturan (dan saya yakin kamu sudah mengetahuinya). Dan, dengan membalas SMS ini, berarti kamu bersedia identitas dan SMS-mu dicantumkan di blog, kalau berkesan untuk saya.

from: +628193570***
Elsa Kenyko, 32, Parung, menikah.
Ya, saya bersedia dan tolong sensor ekor nomor ponsel saya.

to: +628193570***
Oke.
Jadi, kamu bukan lesbian, dong! Kamu beruntung.

from: +628193570***
Apakah kamu pikir seorang lesbian tidak bisa dan tidak boleh menikah?

to: +628193570***
Kamu menikah dengan perempuan? Diperbolehkan secara hukum dan agama?

from: +628193570***
Kan, kata saya ‘seorang’, bukan ‘sesama’.
Saya menikah dengan pria dan sekarang sudah memiliki dua orang anak yang lucu dan cerdas.

to: +628193570***
Kok, kalian bisa menikah? Dijodohi?

from: +628193570***
Apakah cinta harus memiliki?

to: +628193570***
Itu tidak menjawab pertanyaan saya.

from: +628193570***
Saya menikah dengan pria yang tidak saya cintai demi menyenangkan hati orang tua saya, demi tidak menimbulkan aib. Saya meninggalkan wanita yang saya cintai sejak SMP dan saya menikahi pria itu, kemudian membuahkan sepasang anak kembar.

to: +628193570***
Kamu menyiksa dirimu sendiri! Kamu meninggalkan orang yang kamu cintai demi masyarakat!

from: +628193570***
Ini bukan demi masyarakat. Tapi demi muka saya dan demi keluarga saya yang mencintai saya. Demi orang tua saya yang begitu ingin menimang cucu kandung. Demi orang tua saya yang begitu mengharapkan saya, anak tunggal mereka, sebagai penerus generasi.

to: +628193570***
Ah, anak berbakti! Tak seperti saya yang kerjanya menyusahkan orang tua saja.

from: +628193570***
Usul saya kepada kamu: coba nikahi pria dan punya anak. Kelak, anak itulah yang akan mempertahankan hubungan kamu dan suamimu agar tetap langgeng.

to: +628193570***
Terima kasih, tapi saya tidak bisa.
Ngomong-ngomong, kamu belum tidur?

from: +628193570***
Belum.
Dari tadi saya pura-pura tidur agar suami saya berani keluar untuk menemui simpanannya dan saya bisa meng-SMS kamu.

to: +628193570***
Kamu diduakan?
Ciih, lelaki memang tidak tahu diri!

from: +628193570***
Bukan salahnya.
Saya selalu menolak melayaninya di atas ranjang, makanya dia selalu mencari kepuasan dengan wanita lain. Dan, saya pun menduakannya dengan meng-SMS-mu, bukan? Bagi saya, berhubungan dengan sesama lesbian adalah pacaran yang bisa menjatuhkan saya ke lubang nafsu lagi.

to: +628193570***
Ternyata hubunganmu dengan wanita hanya berlandaskan nafsu, bukan cinta!

from: +628193570***
Hubungan saya berlandaskan cinta, tapi iblis telah menghembuskan apa yang disebut nafsu sehingga saya tidak bisa lari dari semua itu.

to: +628193570***
Ternyata kamu sama saja! Lesbian sepertimulah yang membuat masyarakat termotivasi untuk membenci lesbian. Hubungan kalian berlandaskan nafsu, bukan cinta!

from: +628193570***
Kamu salah mengartikan!

from: +628193570***
Kenapa tidak membalas SMS saya?

from: +628193570***
Ya, sudah kalau tidak mau balas. Saya minta maaf.

from: +628193570***
Selamat tidur! Saya mengantuk....

to: +628193570***
Ya, sudah! Tidur saja pakai acara melapor! Tidur sana! Mengganggu tidur saya saja, dasar, Lesbian Bejat!

from: +628193570***
Terserah apa katamu.

to: +628193570***
JANGAN GANGGU SAYA LAGI KARENA SAYA MAU TIDUR DAN INI SUDAH LEWAT TENGAH MALAM! TAHUKAH ANDA APA YANG DISEBUT ETIKA, WAHAI, LESBIAN BEJAT?!

catatan:
SMS-SMS di atas sudah disunting kata-katanya tanpa mengurangi arti sesungguhnya agar pembaca dapat lebih mudah menangkap maksud dari SMS-SMS di atas.


        category: curhat wanita lesbi     komentar: 94 komentar
rate:                        5 (12)                      4 (34)                      3 (7)                        2 (27)                      1 (21)



promosi: +6285668786009                        1 Jan 2009
diposkan oleh: Wanita Lesbi

Akhirnya, saya menemukan manfaat dari pembuatan blog ini. Saya dapat mencurahkan isi hati saya kepada para pembaca di seluruh dunia mengenai penderitaan yang saya alami, mengenai kekejaman Tuhan yang telah menciptakan saya sebagai seorang lesbian sejak lahir, mengenai kemunafikan masyarakat yang mengucilkan saya, mengenai orang tua saya yang tidak bijaksana, mengenai hidup yang tidak pernah adil.

Tapi, untuk mencurahkan isi hati saya, saya butuh orang yang mau dicurahi isi hati. Maka dari itu, posting kali ini hanya berisi promosi nomor ponsel saya saja.

“Bagi yang berminat membaca curahan hati saya langsung dari layar ponsel Anda, silakan SMS ke nomor ini:

+6285668786009

Saya tunggu, lho, SMS dari Anda!”

SMS yang paling berkesan akan saya masukkan ke dalam blog saya ini, tentunya dengan nomor yang telah disensor agar orang itu tidak diganggu oleh orang asing yang iseng. Tapi, jika orang itu ingin nomornya dipampang tanpa sensor sama sekali dengan tujuan mendapatkan kenalan, silakan. Saya, toh, tidak keberatan karena saya sudah sempat mencurahkan isi hati saya.

catatan:
Karena ini ciptaan saya, maka yang dipakai adalah peraturan saya. Peraturannya hanya satu: hanya saya yang boleh bertanya identitas sedangkan Anda—yang ingin membaca curahan hati saya—tidak boleh menanyakan indentitas.


        category: curhat wanita lesbi     komentar: 26 komentar
rate:                        5 (0)                        4 (2)                        3 (2)                        2 (6)                        1 (14)



DIBACA, ATUH!                                     26 Des 2008
diposkan oleh: Wanita Lesbi

Ya, tidak salah lagi. Ini memang blog saya. Ah, maaf... saya lupa mengucapkan salam di awal, ya? Ya, sudah. Saya ucapkan selamat datang di blog saya saja, kalau kamu memang memaksa dan mencemooh saya dengan kalimat "Tidak punya adat!".

Ummmm....
Ini blog saya....
Lalu, apa lagi?

Selamat datang di blog saya....
Jujur, saya tak begitu mengerti apa gunanya blog. Mungkin, supaya tidak dicap gaptek. Tapi, ya, sudahlah. Toh, sudah saya buat!

Selamat datang di blog saya....
Saya akan sangat senang bila kamu bersedia meluangkan sedikit waktu untuk membaca semua curahan hati saya.

Selamat datang di blog saya....
Saya akan sangat senang bila kamu bersedia meluangkan sedikit waktu untuk membaca semua curahan hati saya. Saya juga akan lebih senang jika kamu mau membubuhkan kenang-kenangan berupa komentar pada semua curahan hati saya. Apalagi jika komentar yang kamu berikan berisi solusi agar saya keluar dari masalah saya.... Wah, kalau sudah begitu, saya hanya bisa mendoakan, semoga kamu masuk Surga.

Ah, tidak! Sama sekali tidak! Kamu yang tidak membubuhkan kenang-kenangan berupa komentar pada semua curahan hati saya juga akan saya doakan untuk masuk ke Surga juga, kok!

Ya, tidak salah lagi. Ini memang blog saya. Ah, sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih sebelum kamu mencemooh saya dengan kalimat "Tidak punya adat!".

Terakhir,
Selamat datang di blog saya....
Selamat mencemooh saya dengan kalimat "Tidak punya adat!"....
Maaf dan terima kasih....


        category: curhat wanita lesbi     komentar: 2 komentar
rate:                        5 (0)                        4 (2)                        3 (0)                        2 (1)                        1 (0)

* * *

“Sebelum menjadi lebah seperti sekarang ini, aku pernah menjadi seekor burung gereja, kera, tikus got, bahkan allosaurus, dan masih banyak lagi yang kurasa tak perlu kusebutkan satu-persatu karena aku yakin Kau tak akan lupa akan hal itu. Benar, kan, ya Tuhan?
“Aku telah banyak bereinkarnasi menjadi berbagai macam mahkluk hidup di bumi ini. Namun, hanya sekali aku pernah bereinkarnasi menjadi makhluk yang paling tinggi dalam kasta makluk hidup: manusia. Ya, aku pernah menjadi manusia, tepat sebelum aku menjadi lebah seperti sekarang ini. Aku pun yakin Kau tak lupa akan hal itu.
“Kau tahu, aku menyesal karena dalam kehidupanku yang sebelumnya, aku tak mensyukuri hidup, tak menghayati hidup, dan yang terparah: menghujat-Mu hanya karena Kau menciptakanku sebagai seorang wanita lesbian. Aku juga sangat menyesal dan sampai sekarang pun aku masih terus bertanya: mengapa aku harus mengakhiri hidupku sendiri hanya karena kepengecutanku pada hidup? Masih ada cinta yang bisa menjadi harapanku, kan? Mengapa saat itu aku bertindak begitu bodoh? Mengapa saat itu aku menelan pil-pil itu? Kalau aku tak menelan pil-pil itu, tentunya aku masih hidup sebagai seorang wanita lesbian sampai sekarang dan kalau aku masih hidup, tentunya masih banyak waktu tersisa yang bisa kugunakan untuk mencintai dan mendekatkan diri kepada-Mu. Kalau aku masih hidup, aku bisa memperjuangkan cita-citaku menjadi Kartini untuk para homoseks. Aku begitu bodoh! Bodoh, bodoh, bodoh!
“Ya, Tuhan.... Semoga kalimatku ini tak akan klise di telinga-Mu. Jika waktu bisa berputar kembali, aku ingin kembali hidup menjadi manusia, menjadi wanita lesbian itu. Aku ingin bertobat, bersungguh-sungguh mendekatkan diri kepada-Mu. Aku pun ingin mencintai seorang wanita yang telah merubah pandangan hidupku: Ve. Ah, aku yakin, Tuhan, mencintai orang lain tak berdosa, kan, meski pun orang yang kucintai adalah yang berjenis kelamin sama denganku? Bukankah Kau yang menciptakanku sebagai seorang lesbian, ya Tuhanku yang kucintai?
“Ve telah merubah segalanya yang buruk padaku menjadi lebih baik. Aku masih ingat bagaimana SMS-nya yang terakhir untukku begitu menusuk. Ve: aku belum pernah melihat wajahnya, tapi aku sudah sangat mencintainya. Ve begitu bisa mengertiku. Bahan renungan yang telah dia berikan benar-benar membuatku berubah hanya dalam beberapa jam. Kata-katanya yang cerdas tapi tak meninggalkan nurani telah membuatku cinta, hingga akhirnya rela menginjakkan kaki ke gereja, sekali lagi, untuk memohon pengampunan.
“Tapi, aku yakin Kau tahu, Tuhan, bahwa saat itu aku bertobat bukan karena cintaku pada-Mu, tapi karena cintaku pada Ve. Apakah itu sebuah kesalahan karena telah menomor-duakan-Mu? Kurasa iya, ya Tuhan. Oh, aku punya alasan untuk mengatakan hal itu salah. Pertama: Kau adalah segalanya. Kedua: aku telah diciptakan kembali sebagai seekor lebah dan lebah hampir menduduki kasta terendah, bukan? Berarti, apa yang telah kuperbuat benar-benar hina. Tapi, jangan Kau hukum Ve seperti Kau menghukumku, ya Tuhan! Ve begitu baik dan karena dialah aku termotivasi untuk meminta ampun kepada-Mu. Pun, bukan mau Ve jika aku menomor-duakan-Mu.
      “Ini semua memang bukan salah-Mu. Harusnya aku sadar sejak dulu. Tapi, aku sudah terlambat menyadari hal itu. Aku keburu menghujat-Mu dengan kata-kata kasar. Aku mempromosikan dan mengorek-ngorek kesalahan-Mu yang sebenarnya tidak ada. Aku tahu: aku telah berdosa.
      “Aku telah terbang, berkelana untuk mencari-Mu dan memohon ampun kepada-Mu. Aku terbang setinggi yang kubisa, tapi Kau tetap tak kelihatan.
      “Pernah sekali aku berpendapat bahwa Kau sebenarnya hanyalah fantasi manusia. Namun, segera kubuang jauh-jauh pemikiran sesat itu ketika tiba-tiba aku teringat akan SMS Ve bahwa Kau tidak bisa dilihat dengan otak, tapi bisa dirasakah dengan hati. Lihatlah bagaimana kebijaksanaan Ve ini dapat merubah pandangan miringku pada-Mu.
      “Sebenarnya, sesekali akau merasa kehilangan sesuatu yang benama asa. Sebabnya adalah hatiku juga tak bisa merasakan kehadiran-Mu. Aku tak bisa merasakan kehadiran-Mu di sisiku seperti kata Pak Capung yang begitu baik itu. Tapi, aku tetap tak mau menyerah. Kubuat-buat sendiri asa itu lalu aku kembali terbang untuk mencari-Mu. Aku tahu itu terdengar aneh, tapi aku benar-benar ingin mencari-Mu. Aku benar-benar ingin bersimpuh di kaki-Mu tapi aku tak bisa melakukannya. Tapi, aku bisa bersimpuh di kaki Putra-Mu, kan?
      “Aku telah bersimpuh di kaki Putra-Mu ini.
      “Aku datang ke sini bukan hanya untuk memandangi-Nya. Aku di sini ingin sekali lagi memohon ampun atas segala dosa yang telah kuperbuat.
      “Tapi, aku yakin, Tuhan, Kau pasti akan memaafkanku karena Kau Maha Baik dan Maha Pemaaf. Amin....
      “Sudah. Begitu saja. Tolonglah sampaikan doaku ini kepada-Nya, ya Yesus Kristus. Terima kasih karena telah setia mendengarkan doaku tanpa bosan dan terima kasih pula karena Kau mau menyampaikan doa ini kepada-Nya.”

* * *

Tadi, lebah itu tiba-tiba masuk ke dalam kelas XIA ini, tak lama setelah Pak Is masuk untuk mengajarkan pelajaran Bahasa Inggris. Sudah barang tentu Trio Sundal Mentel—Erna, Vivian, dan Katrina—berteriak histeris. Memang berlebihan! Kenapa mereka harus berteriak melengking hanya karena lebah yang tidak mengganggu? Wong, lebah itu cuma terbang ke sana-ke mari membentuk angka delapan di udara saja, kok! Lebah itu sama sekali tak mengganggu. Tapi, kenapa Trio Sundal Mentel itu harus melengking seperti Kuntilanak ditampar toket Wewe Gombel yang sebesar pepaya matang pohon? Huh, norak!
      Lebah itu juga aneh. Rasanya lebah itu bukan lebah biasa. Haha, jangan anggap aku konyol! Tapi, lebah itu memang aneh. Kenapa lebah itu begitu senang hinggap di salib yang tergantung di dinding itu? Kenapa lebah itu tak memilih foto SBY dan JK saja? (Sebenarnya, foto Jusuf Kalla di kelasku belum diganti dengan foto Budiono. Bendahara tak mau membeli, meski satu kelas sudah mewanti-wanti.)
      Aku tak tahu apa yang ada di pikiran lebah itu. Apakah lebah itu jelmaan sesuatu? Aku tak tahu itu. Yang kutahu: Trio Sundal Mentel kini sudah tak berteriak lagi. Mereka telah lega. Lebah itu telah dipukul Hagana Ginting dengan sapu (karena diperintah Pak Is) dan terkapar di lantai. Mungkin, mati. Tapi, semoga hanya pingsan saja.
      Kasihan lebah itu....

* * *

Ah, Tuhan.... Begitu tepat waktunya Kau mengambil nyawaku. Terima kasih karena Kau telah mengirimkan manusia itu untuk memukulku dengan sapu. Tak apalah aku mati tak lama lagi. Aku lega karena sudah sempat meminta maaf pada-Mu. Aku—ah, semuanya semakin tak jelas. Ya Tuhan, maafkanlah aku! Ampuni dosa-dosaku. Jangan pula Kau hukum Ve seperti Kau menghukumku. Aku cinta dia. Berilah dia pasangan yang baik, ya Tuhan. Terima kasih, Tuhan atas kesempatan yang Kau berikan. Terima kasih.
      Agh, semuanya semakin tak jelas.... Ah....
      ....
      ....
      ....
      ....
      ....
      ....
      ....
      ....
      ....
      ....

* * *

Kasihan kamu, Lebah!
      Aku memungut bangkai lebah yang tegeletak di lantai itu sebelum sempat disapu oleh Dessy yang sedang melaksanakan tugas piket siang itu. Kukantongi bangkai lebah itu, tak peduli dengan pandangan Dessy yang sinis kepadaku karena melihat tindakanku yang, kuakui, aneh.
      Sesampaiku di rumah, lebah itu akan kukuburkan dengan layak di halaman belakang rumahku.

* * *

Masih dengan seragam SMA putih-kelabu yang menempel pada tubuh gempalnya, Ve mengubur bangkai lebah yang tadi ia dapat di sekolah. Tak lupa pula ia beri nisan:

Lebah 007
lahir: _________________
wafat: Jepara, 16 Maret 2010

      Sesungguhnya, bukan hanya Lebah 007 saja yang pernah dikubur oleh Ve di halaman belakang rumahnya. Lebah 007 sendiri adalah lebah ketujuh yang dikubur oleh Ve. Belum lagi Kumbang Gajah 001, Lalat 001, Lalat 002, Lalat 003, Nyamuk 001, Nyamuk 002, Nyamuk 003, Nyamuk 004, Nyamuk 005, Nyamuk 006, Nyamuk 007, Nyamuk 008, Nyamuk 009, dan masih banyak lagi.
      Entah sakit jiwa apa yang diidap oleh Ve. Ia begitu menyayangi serangga yang bagi sebagian orang terasa mangganggu.
      Pernah sekali ia menangis ketika tanpa sengaja membunuh Nyamuk 008.
      Tak jarang pula ia membentak Ibunya yang sedang menyemprot barisan semut dengan obat nyamuk.
      “Jangan bunuh mereka. Mereka hanya mencari makan, sama seperti ketika manusia memburu kijang di hutan! Kalau mereka memang mengganggu, salahkan Tuhan yang telah mengkodratkan mereka sebagai pengganggu!”
      Atau pernah pula ketika Ibunya bertanya, “Mengapa kamu suka sekali mengubur mereka?”, Ve malah balik bertanya, “Bagaimana bila suatu saat seranggalah yang menduduki kasta tertinggi dan manusia menduduki kasta terendah? Bagaimana perasaan Ibu jika saya dibunuh di kerajaan semut siafu dan mayatku ditinggalkan begitu saja?”





Tanjungpinang, Februari-Maret 2010



9 komentar:

  1. jujur aku nggak bisa ngritik sastra, tapi aku suka. suka banget sama cerpen di atas.
    argh kenapa ada anak umur 15 tahun yang bisa merangkai kata2 seperti itu nak? ah aku sungguh kagum

    BalasHapus
  2. wkwkwk beneran ga nih :)
    keren gan... saran saya
    kamu ngobrol ngobrol lah sama
    anak angkat saya :))

    nih link blog nya :)

    http://aksarabiru.co.cc/

    BalasHapus
  3. asa:
    buset! terlalu merendahkan diri tak baik untuk kesehatan, Bu! ih!!! thanks deh komennya. :D
    PS: jangan tambah2 umur saya, atuh! agustus ini baru saya 15 tahun! belum setua itu! :P

    elz:
    huahahaha, aye kaga tau kalo elu udah punya anak angkat! huehehehehe... oke deh, aye coba buka ye...

    BalasHapus
  4. Pemikiran yang luar biasa dan berani! Berani berani berani. Jempol deh.
    Suka banget di bagian sms "Kalau saya: ya, tidak, tidak." Cool. 3 pertanyaan dan 3 jawaban yang menjelaskan semuanya. Ugh, keren!
    Tapi gue jadi bertanya-tanya, apa bener cuma hujatan yang dimiliki kaum homoseksual buat Tuhan? Apa -dengan berpikir terbalik- sama sekali nggak ada rasa syukur karena telah diciptakan jadi sesuatu yang mereka sukai, berbeda dari yang lain?

    Kalau boleh kritik, konklusinya kurang jelas. Pesannya kurang tersampaikan. Walaupun di akhir cerpen dikasih pesan "jangan menghujat Tuhan" tapi kurang didukung oleh alir cerita. Tidak ada penjelasan tersirat "kenapa jangan menghujat Tuhan." Atau sudah tersirat di postingan soal bunuh diri itu ya? Apa bunuh diri itu menyiratkan: beginilah hasilnya kalau menghujat Tuhan? Hmm, bisa sih.

    Oh iya, gue agak nggak ngerti perubahan sikap yang tiba-tiba itu. Dari membara-bara menghujat Tuhan sampai memutuskan bunuh diri sebagai satu-satunya cara berhenti. Apa karena sms terakhir Ve yang mengatakan "renungkan"?

    Ah, satu lagi yang gue suka. Waktu dia mati-matian marah gara-gara sang lesbian baik bicara soal nafsu daripada cinta. Good.

    Last words, ini benar-benar cerpen yang berani!

    BalasHapus
  5. egi:
    ummmmmm...
    sebenarnya ini cerpen dwilogi *konyol kan?*. hehe, lanjutannya ada di cerpen bulan Maret yg sedang disunting. :P
    tapi saya juga bingung lho ngejawab beberapa pertanyaan itu. hehehehe

    mungkin bakal ada beberapa pertanyaan yg bakal terjawab di cerpen selanjutnya. hehe, tapi kalo nanti pun masih belum terjawab, maka jgn sungkan2 lagi untuk bertanya. anggap saja rumah sendiri... :P

    BalasHapus
  6. Ah iya! Gue lupa ini dwilogi hehehe :D

    BalasHapus
  7. yaelah kurang dikit doang juga!
    ah pokoknya kereeeeeen

    BalasHapus
  8. egi:
    huehehehe, udah dipost kelanjutannya. :)

    asa:
    ah pokoknya thaaaaaanksss! :D

    BalasHapus
  9. ih abi ceritanya bagus banget!

    BalasHapus

Related Posts with Thumbnails

Asa + Blog = Standing Ovation!